Alur canang bukanlah satu satunya yang memiliki eksplorasi minyak mentah

Aceh Timur, jejakkriminal.my.id -Sungguh ironi jika ada segelintir media yang menyoroti desa Alur Canang memiliki exsplorasi minyak mentah padahal desa Ranto Panjang Pereulak merupakan lokasi pengelolaan minyak mentah secara tradisional yang terbilang jauh lebih besar dari desa Alur Canang tapi oknum media Realitasonline mengapa tidak berani menulisnya sebut warga desa Alur Canang dengan nada geram berarti oknum wartawan tersebut sirik tanda tak bernyali untuk menulis desa Ranto Panjang Pereulak seperti kata pepatah gajah di pelupuk mata tidak kelihatan semut di seberang lautan jelas kelihatan kami selaku warga Alur Canang mengecam wartawan tersebut buta mata hatinya yang kecil di hebohkan yang besar di diamkan itu wartawan dapat kami katakan tidak profesional dan bernyali kerdil .

Polres Langsa telah tegas mengeluarkan standmen nya terkait larangan pengelolaan minyak mentah secara tradisional buktinya Polres Langsa telah memasang spanduk pelarangan pengeboran di desa Alur Canang tapi kami selaku warga masyarakat tidak ada pilihan lain untuk menghidupi ekonomi rumah tangga karena ke tiadaan lapangan pekerjaan maka kami tetap mengais rezeki dari rezeki pemberian Allah untuk desa kami, kami minta oknum wartawan yang menulis berita desa Alur Canang membuka mata lebar – lebar untuk dapat melihat bahwa desa Ranto Panjang Pereulak dan juga Wilayah Aceh Tamiang yang memiliki sumur minyak mentah yang di kelola secara manual mengapa tidak di soroti dan jika berani tantang warga desa alur canang pergilah ke desa Ranto Panjang Pereulak di sana banyak juragan yang kelasnya lebih tinggi dari Wak Rani yang ada di desa Alur Canang kami kecam mereka dengan nada menahan emosional.

Ketika media ini mewawancarai Wak Rani dengan tegas mengatakan “ itu berita fitnah yang menyudutkan pihaknya karena ingin saya beritahukan tantang Wak Rani oknum wartawan yang menulis tentang dirinya silahkan anda masuk ke daerah Ranto Panjang Pereulak dan anda wawancarai para pengelola minyak mentah disana dan jika berani itu baru namanya jantan disana maksudnya Ranto Panjang pereulak itu lebih besar produksi nya kalau saya tidak ada apa apanya di bandingkan dengan mereka tuturnya dengan nada geram” jangan berani menulis desa Alur Canang saja tapi desa Ranto Panjang Pereulak dan Kuala Simpang tak bernyali menulisnya berarti bukan aneuk agam dapat saya katakan aneuk inoeng alis banci pungkasnya dengan kesal .

 

Wajar saja masyarakat desa Alur Canang geram karena yang di beritakan oleh beberapa media mengapa desa Alur Canang saja yang di soroti wajar saja kami selaku warga masyarakat tersinggung karena daerah lain lebih besar dan lebih banyak jumlah lokasi pengeborannya namun tak bernyali untuk di beritakan timpal mereka lagi media Aceh Timur yang ada mulai dari Pereulak sampai ke Idi tidak satu pun ada media yang menuliskan pemberitaan eksplorasi minyak mentah hasil dari perut bumi Ranto Panjang pereulak karena rekan- rekan media menurutnya paham dengan kondisi perekonomian saat ini yang terbilang sangat – sangat sulit dan pemerintah Aceh maupun pemerintah daerah sadar betul belum dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat untuk itu mereka tidak menulisnya.

Kami minta agar oknum media berfikir secara profesional dan bertindak arif serta mampu membaca perekonomian masyarakat kecil seperti yang ada di desa Alur Canang kami harapkan kedepan untuk tidak desa kami ( Alur Canang) yang selalu di eksploitasi dan di sudutkan dengan maksud tertentu untuk menghancurkan perekonomian rakyat kecil yang rata – rata penduduknya masuk dalam katagori miskin telah berulang kali kami sanggah berita yang muncul di media, perlu di ketahui dari hasil penjualan minyak mentah kami infak kan sebahagian penghasilan kami untuk, pembangunan masjid dan juga untuk para anak yatim, dan kaum duafa yang ada di desa Alur Canang sadarlah kalian selaku orang media jika ingin menuliskan desa Alur Canang yang masih terbilang kecil dapat menikmati Rahmat Allah dari hasil perut bumi berupa minyak mentah .(SILET).